- Inovasi Kurikulum PAUD
- Studi pangan lokal menjadi inspirasi menuju Malaka sehat
- Transformasi Pelayanan Kesehatan Desa Pelatihan Sistem Informasi Menuju Kualitas Terbaik
- Mengungkap Potensi Besar SID
- .::Pedukuhan Kamal Dalam Lintasan Sejarah Kulon Progo
- Cara Repsol Honda Jaga Kepercayaan Diri Marquez
- Kalahkan Federer, Djokovic Juara Wimbledon
- Meski Akui Sudah Sulit Menang, Rossi Belum Mau Menyerah
- Alasan Taman Bunga Ditutup Bikin Geleng Kepala
- Mandi Wajib Menurut Islam Laki-Laki dan Perempuan
Ahli Kejiwaan pribadi Sebut Marshanda sungguh Keterlaluan
LEWAT sebuah video berjudul “The Truth Part #1” yang diunggah ke Youtube Kamis (7/8) malam, Marshanda muncul menjelaskan insiden penjemputan paksa yang dia alami pada 26 Juli 2014 lalu.
Saat itu, saat sedang berada di kamar apartemennya, Caca--sapaan akrabnya--mengaku didatangi oleh tak kurang dari 7 orang. Mereka terdiri dari 3 petugas dari rumah sakit jiwa, petugas kepolisian, petugas keamanan apartemen, serta pengurus apartemen.
Pada kesempatan itu, menurut Caca, perawat laki-laki dan perempuan memaksa dirinya untuk disuntuk dan dibawa ke rumah sakit untuk diopname.
Baca Lainnya :
- Ketika kata Ciyus Terucap dari Mulut Jokowi0
- Ghazali: Putaran Kedua Pilkada DKI Ketat0
- Tuntut THR, Ratusan Pekerja Transjakarta Mogok0
“Aku enggak terima dan dengan hormat meminta mereka untuk keluar dari apartemen aku. Kareka aku sudah merasa enggak nyaman,” bilang ibu satu anak itu.
Namun sang perawat tetap pada pendiriannya dan kemudian menelepon dr. Richard Budiman, dokter ahli kejiwaan yang selama ini menangani Caca. Telepon itu kemudian diberikan kepada Caca.
“dr. Richard bilang, 'Ca, beberapa hari ini kamu sudah keterlaluan lho, Ca. Sudah banyak tindakan kamu yang keluar jalur, sudah banyak diomongin di TV',” Caca menirukan apa yang dikatakan dr. Richard di seberang telepon.
“Saya enggak nangkap apa yang disebut keluar jalur secara psikis. Akhirnya saya bilang, yasudah dok, saya telepon pengacara saya dulu deh,” lanjutnya.
Usaha Caca untuk menghubungi pengacara OC Kaligis saat itu sia-sia. Teleponnya tak diangkat. Karena terus didesak, bintang sinetron “Bidadari” itu akhirnya pasrah menerima suntikan di lengan kanan dan kirinya.